Sebagian besar orang akan dengan segera memilih sukses dulu baru nikah. Iyaa kan, ini adalah pemikiran otak kiri yang sangat cenderung harus sesuai logika. Mungkin mereka berlogika seperti ini, 'kita harus sukses dulu, punya ini itu, bisa beli ini itu, bukankah rumah tangga yang harmonis akan ditopang dengan keuangan yang mumpuni? bukankah kesuksesan akan menjamin kebahagiaan?'. Inilah pemikiran kebanyakan orang baik laki-laki maupun wanita. Sehingga mereka enggan untuk memilih menikah dulu baru sukses bersama. Karena dalam ukuran mereka, kebahagiaan keluarga terletak pada seberapa mampukah mereka memiliki barang-barang standard kemapanan.
Mereka takut tidak dapat sejahtera setelah menikah jika kesuksesan yang diimpikan belum terwujud. Takut tidak dapat makan enak lah, tempat tinggal tak layak lah, anak kurang bergizi dan sekeranjang alasan untuk menolak nikah dulu baru sukses. Yah saya maklumi lah semua kecemasan itu. Karena memang itu semua sudah menjadi pemikiran yang lumrah dikalangan remaja sampai orang dewasa. Bahkan, banyak orang yang nge-joko, nge-jomblo, nge-prawan sampai usia mereka hampir berkepala empat(40 tahun nek ra dong, heh susah omong ro wong ra mudengan). Ada yang dengan dalih belum ada modal, belum sukses, belum berani dll. Yang tidak dapat saya paksakan adalah mereka yang memang belum laku-laku alias belum ada yang mau.
Ada baiknya kita simak percakapan berikut.
~
Suatu pagi yang kelabu, Imam dan Dul jomblo ngopi bareng didepan WC. Tempat nongkrong paling favorit bagi dua sejomblo yang sama-sama masih duduk dipangkuan mbok rondo(Ibu kost).
"He mblo, pie sudah jadi mau nikah?"
"Belgedes luu Mam, aku ini udah cari kesana kemari, dari Gunung Kidul sampai Kulon Progo. Dari musim haji sampai musim rabi. Ha tetep gak ada yang mau e. Ngenes ing ati cuma bisa nerima undangan resepsi dan tak jelas kapan mau nyebar undangan resepsi"
"Gini Mas, jodoh kui sudah ada yang mengatur."
"Yo benar jodoh itu sudah ada yang ngatur."
"Kosek to aku belum selesai ngomong kok sudah kau sruput kayak kebiasaanmu nyolong kopiku. Ngene, jodoh itu sudah ada yang ngatur. Kalo kamu sudah mencari jodoh dan belum ketemu, lha mungkin kamu masih susah diatur mblooo."
"Aseem, omonganmu nyengak e Mam. Sok gak ngaku, apa kamu sendiri sudah dapat bibrikan? Sok sokan. Itu berarti kamu juga susah diatur ndes"
"Sebenarnya banyak yang ngejar-ngejar aku mblo."
"Haiyo ngejar-ngejar mau nagih utang, atau kalo ndak yo mau meludahi raimu sing pancen terlanjur ganteng banget kui."
"Ssst, aja omong-omong mblooo. Lho aku kan belum saatnya nikah. Jadi aku belum serius cari jodoh. Lha kalo kamu kan sudah tak layak dibilang muda lagi mblo."
"Jancok raimuu"
"Gini, umurku kan baru 20 tahun. Jadi aku lebih perlu mempersiapkan modal dalam diriku. Cari pohon jati, eh jati diri dulu. Yang penting sekarang aku sadar, harus jadi seperti apakah aku untuk layak mendapatkan permaisuri yang aku dambakan."
"Alah sok puitis luu"
"Al khoobitsaatu lil khoobitsiina wal khoobitsuna lil khoobitsaat, waththooyibaatu liththooyibiina waththooyibuuna liththooyibaat, jelas bahwa 'wanita yang buruk untuk lelaki yang buruk dan lelaki yabg buruk untuk wanita yang buruk, dan wanita yang baik-baik untuk lelaki yang baik-baik dan lelaki yang baik-baik untuk wanita yang baik-baik' kui pedomanku mblo. Tak siapke sik."
"Welaah, ndalil kamu"
"Jadi kalo kamu cari wanita yang baik, sedangkan kelakuanmu masih amburadul kayak gitu ya gimana bisa ketemu jodohe to mbloo. Kalo kamu cari wanita yang kelakuannya kayak kamu itu mungkin akan segera ketemu"
"Jancuk kok, berarti aku kudu berubah sik"
"Ya iya lah, minimal jadi power ranger, atau Satria baja-kan. Wekawekawekaa"
~
Yap, modal paling utama adalah seperti apa jodoh yang kau inginkan. Kau juga mulai sekarang harus terus belajar memantaskan diri untuk bersanding didekatnya. Baik disini kebanyakan lebih condong pada ketaqwaan, kebaikan sosial dan keilmuan spiritual. Biasakanlah untuk menikmati segala prosesnya, berusahalah untuk selalu bertambah baik. Karena ayat diatas sudah jelaskan. Kalau kau tanya surat apa ayat berapa? Aku juga lupa. Tapi aku selalu ingat dengan kata-kata yang menancap begitu saja dihati.
Modal kedua adalah keyakinan. Bahwa orang yang mau menikah akan dikayakan oleh Alloh. Karena Alloh telah menjanjikannya di Al-Qur'an
"Wa ankichul ayyama minkum was sholichiina min 'ibadikum wa imaaikum. Iyyakuunu fuqaraa'a yughnihimulloh min fadhlihi. Wallohu waasingun ngalim"
'Dan menikahlah kalian dengan orang-orang jomblo dari kalian. Dan orang-orang yang baik dari budakmu dan wanita amat kalian. Jika kalian faqir maka Alloh yang akan mengatakan dengan keutamaanNya. Dan Alloh Maha Luas lagi Maha Mengetahui'
Kalo saya pikir dengan otak kanan. Bisa ketemu juga. Jadi gini, kita selalu membutuhkan partner dalam bekerja. Visi yang sama serta tekad yang sama dalam mencapai visi tersebut akan membuatnya segera terwujud. Sesama partner ini harus saling klop satu dengan yang lain. Satu menang dalam pendapat yang satu mengalah menerima, begitupun sebaliknya agar seimbang. Kadang harus berunding untuk menyelesaikan masalah yang tiba-tiba muncul. Harus saling menyemangati dikala salah satu sedikit mengendur semangatnya. Harus saling memahami satu dengan yang lain. Dan bermacam-macam hal lain yang perlu dilakukan bersama untuk sukses dalam visi.
Coba pikir ulang, hal seperti ini hanya bisa dilakukan oleh sepasang kekasih bukan. Sepasang suami istri bukan? Sejoli pacar pun tak akan sampai segitunya. Coba pikir ulang, jika suami istri sejak awal menetapkan visinya, menentukan misinya, menjalaninya bersama dalam suka duka. Sukses dan kaya yang dijanjikan Alloh pasti terwujud. Bukankah seorang lelaki akan bekerja lebih giat jika dia sudah memiliki tanggungan? Bukankah seorang wanita akan berusaha membantu suami jika melihat ekonomi keluarga kurang?
Tapi ingat juga, semua yang saya katakan ini harus didasarkan pada kepribadian yang mapan. Bentuk kepribadian kita harus dibentuk sedini mungkin untuk mempersiapkan semua kemungkinan yang terjadi dalam keluarga. Karena ayunan selalu berayun kekanan dan kiri untuk mencapai titik keseimbangan. Begitupun hidup pasti ada bahagia ada susah, suka duka, cinta benci dll. Letak keharmonisan keluarga adalah kedewasaan pelakunya. Selayaknya sepasang sandal, harus ada yang jalan dulu lalu yang lain mengikuti, dan harus saling bergantian. Jika hanya kaki kiri selalu yang didepan, maka jalanmu wagu. Begitupun jika kaki kanan yang selalu didepan. Artinya apa? Kita harus seimbang, kadang mengalah kadang menang. Dan kedua pelaku harus saling memahami langkah. Menetapkan tujuan yang jelas bersama. Toh pada akhirnya kedua kaki akan bersanding dengan serasi saat duduk bersama ditempat tujuan kan?
Ada maqolah dari Simbah KH Maimoen Zubair yang intinya gini, mahar pernikahan akan sangat berkah untuk usaha. Maka siapkan mahar yang besar lalu setelah menikah mintalah keikhlasan istri agar mahar tadi dijadikan modal usaha. InsyaAlloh berkah.
Jika didalami akan masuk akal, ini berarti kedua mempelai mendasarkan rumah tangga mereka pada keikhlasan~dan bagi saya tidak ada Cinta tanpa kelikhlasan(ini saya lho yaa, kamu endak juga gak papa kok wong ini Negara demokrasi, gitu aja kok repot). Yang lelaki ikhlas bekerja keras mencari modal untuk mahar, yang wanita ikhlas menjadikan mahar untuk modal. Perlu dimengerti bahwa usaha yang didasarkan pada cinta akan mendatangkan berkah yang besar. Apalagi kalau usaha yang didirikan ini memang didasari rasa Cinta pada bidang usaha tersebut.
Gak percaya, ini kronologisnya. Kita suka pada sesuatu, setiap hari digeluti dan dipahami, lama-lama menjadi hobi. Hobi hampir sama dengan candu, kalau sudah hobi/kecanduan maka sehari tanpa menggauli hobinya akan gelisah. Maka rasa ini yang akan menumbuhkan Cinta. Cinta yang begini ini susah dihilangkan dan dipisahkan. Karena pahit terasa manis, duka jadi suka, tangis jadi tawa dsb. Inilah keberkahan yang besar itu. Hukum alam ini tak hanya berlaku pada hobi, tapi juga pasangan, organisasi/komunitas, usaha/kerjaan dll.
Karena "witing tresno jalaran soko kulina"=pohon cinta tumbuh dari kebiasaan. Kalau kau cinta usahamu/pekerjaanmu. Sesulit apapun akan tetap kau kerjakan. "Pekerjaan yang paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar", Via Vallen quotes.
~Tanbihun~
Kau pilih yang mana?
1. "Aku cari yang sudah mapan"
2. "Aku ingin mapan bersamamu"
Kau pilih yang mana?
1. Menunggu pasangan sukses.
2. Mendampingi pasangan untuk sukses.
Kau pilih yang mana?
1. Puas-puasin muda dulu deh, jalan-jalan santai kemana-mana.
2. Banting tulang dulu deh, nggak kemana-mana. Karena aku ingin jalan-jalan santai kemana-mana bersama dia.
Kau pilih yang mana?
1. Berusaha merubah kepribadian dari sekarang, karena jodoh adalah cermin diriku.
2. Buktikan dulu, nanti kalau emang bener jodoh itu cermin diriku, baru mulai ubah kepribadian.
"Dibalik lelaki yang hebat, ada wanita yang kuat", Marai Teguh. Bahwa wanita yang kuat adalah yang mendampingi lelaki untuk sukses, bukan yang datang waktu lelaki sudah sukses.
Terimakasih sudah membaca, maaf bila kurang berkenan dihati.
~Lare Alit~
0 komentar: